Seperti biasa, Phillip Island menyajikan balapan mendebarkan. Marc Marquez dari Gresini mengamankan kemenangan ketiganya musim ini setelah bertarung sengit dengan Jorge Martin (Prima Pramac Racing). MotoGP™ Australia memikat fans sepanjang akhir pekan, dan berikut ini adalah poin-poin penting dari Phillip Island.
“Serangga-serangan di Australia Cukup Besar”
Marquez meraih kemenangan secara sensasional setelah start buruk. Tear off dari visor helmnya terjebak pada ban belakangnya, membuatnya mengalami wheelspin. #93 kehilangan banyak posisi, turun ke P13 di tikungan pertama, tetapi mampu comeback untuk menjadi pemenang.
“Dengan para pembalap, kami memiliki kesepakatan untuk tidak melepas tear off di grid. Kali ini, saya tidak punya pilihan. Seperti yang kita tahu di sini, di Australia, serangga-serangga cukup besar. Dan ketika saya mengaktifkan front device, ada satu yang hinggap di visor helm saya. Saya tidak bisa melihat lampu. Dan saya berkata, saya akan tiba di tikungan pertama dan saya tidak akan punya waktu, jadi saya memutuskan untuk melepasnya. Saya pikir dengan angin itu (tear off) bakal hilang, tapi ternyata itu malah ke roda belakang!,” tuturnya.
Pecco Bagnaia yang memulai balapan dari posisi kelima, memiliki pandangan yang sempurna untuk melihat insiden tear off tersebut karena ia harus mengambil tindakan menghindar.
“Begitu saya melihat dia melepas tear off, itu akan kembali padanya karena angin menyapu dari luar. Itu persis seperti yang saya duga,” ucapnya.
“Saya Hampir Saja Terjatuh”
Jorge Martin membuka keunggulan 20 poin dalam perebutan gelar juara di Australia berkat kemenangan Tissot Sprint dan P2 pada Minggu. Kendati tak keluar sebagai pemenang, ia berhasil meraih poin krusial dalam klasemen Kejuaraan.
“Di pertengahan balapan, saya mulai merasa sedikit lebih baik, tetapi kemudian saya hampir terjatuh di Tikungan 1. Pecco menyalip saya, tapi saya langsung menyerang balik,” kata Martinator.
“Saya mencoba untuk tetap berada di posisi pertama pada beberapa lap terakhir, tapi Marc nothing to lose. Jadi dari sisi saya, pertarungan menjadi lebih sulit. Saya mencoba mendekat, namun dia punya sesuatu yang lain. Mungkin bukan dalam hal kecepatan, tetapi dalam hal risiko yang bisa dia ambil, atau risiko yang bisa saya ambil.”
“Saya Tidak Suka Perilakunya”
Pada hari Sabtu, Marco Bezzecchi (Pertamina Enduro VR46 Racing Team) dan Maverick Viñales (Aprilia Racing) terlibat insiden dalam kecepatan tinggi. Pembalap Italia itu dihukum Long Lap Penalty. Usai balapan Sprint, Vinales tak menyembunyikan perasaannya tentang masalah ini. Bezzecchi pun bereaksi dengan cara #12 menangani situasi tersebut.
“Apa yang bisa saya katakan? Bagi saya, yang tidak saya sukai adalah perilaku Maverick, tetapi untuk penalti, sejujurnya, saya tidak akan mengeluh, saya telah melakukan Long Lap,” ujar Bezzecchi.
“Kami berbicara di medical centre dan dia mengatakan kepada saya, ‘Tidak masalah, yang penting kita baik-baik saja’. Dan kemudian dia datang untuk wawancara dan sangat marah kepada saya!
“Saya tidak menyukai perilakunya segera setelah kecelakaan itu. Jika yang terjadi adalah sebaliknya, saya akan pergi untuk memeriksa keadaan pembalap lain, bukannya mengacungkan jari tengah dan mengatakan ‘F**k’ kepada saya berkali-kali setelah kami terjatuh dalam kecepatan 300 km/jam. Tapi bagaimanapun juga, yang penting kami baik-baik saja.”
“Saya Melakukan Start Luar Biasa”
Jack Miller (Red Bull KTM Factory Racing) finis P11 dalam GP kandangnya. #43 dapat memulihkan posisi dari drama awal balapan untuk memetik poin, meski kinerjanya lalu memudar jelang lap-lap akhir.
“Saya melakukan start luar biasa. Alex Marquez memutuskan untuk menyalip saya, dan kemudian saya berada di posisi terakhir di Tikungan 2, dan saya mundur. Saya mencoba mengejar Raul (Fernandez) dan seluruh rombongan di belakang, namun saya terlalu memaksakan diri,” papar Miller.
“Mungkin dengan tiga lap tersisa, ban depan mulai habis, dan kemudian Anda harus mulai mengandalkan ban belakang untuk mengimbanginya. Saya membiarkan Fabio (Quartararo) lewat saat saya berusaha keras untuk bertarung dengan para pembalap di depan saya, tapi sejujurnya saya tak bisa berbuat banyak.”
“Itu adalah Mimpi Buruk”
Honda telah menunjukkan kemajuan dengan RC213V. Luca Marini (Repsol Honda) dan Johann Zarco (LCR Honda) mencetak poin di Phillip Island, serta tampil baik sepanjang akhir pekan. Namun, Joan Mir menghadapi balapan sulit, yang berakhir dengan DNF pada Minggu.
“Sejujurnya saya tidak mengerti apa yang terjadi. Saya berjuang sepanjang balapan dengan masalah tak terduga yang tidak saya alami sepanjang akhir pekan. Saya tidak tahu harus berkata apa,” keluh Mir.
“Kami tidak mengerti dari mana datangnya getaran ini. Sepertinya hanya saya yang mengalaminya. Ini sangat sulit, jadi kami akan mencoba untuk memahami. Kami akan bekerja dan kami tidak akan menyerah.”
“Perasaan yang Pahit”
Sebelum putaran GP Australia, Fabio Di Giannantonio (Pertamina Enduro VR46 Racing Team) mengungkapkan akan menjalani operasi untuk mengatasi masalah tulang selangka yang diakibatkan oleh kecelakaan hebat di Austria. Terlepas dari cedera, pembalap VR46 ini tampil impresif dengan meraih P7 dalam Sprint. Bahkan nyaris podium, yang mana ia finis keempat. Walau bangga dengan usahanya, Diggia menuturkan kekecewaannya lantaran gagal meraih podium pertamanya musim ini.
“Mungkin penampilan terbaik tahun ini. Rasanya pahit. Saya sangat senang, tetapi tidak terlalu senang karena saya tidak membawa trofi dan saya pikir hari ini saya bisa mendapatkannya. Kami harus melihat segala sesuatunya dengan cara yang positif. Setelah cedera di Austria, kami telah kembali ke level yang sangat baik, mungkin yang terbaik tahun ini,” ucapnya.