FRANCESCO Bagnaia harus puas menjadi runner-up MotoGP 2024 kendati merebut 11 kemenangan di balapan utama musim lalu. Kalah dari Jorge Martin, ia ingin ada bonus poin di luar Sprint Race.
Bagnaia gagal mempertahankan titelnya dalam MotoGP 2024. Ia kalah dengan selisih 10 poin dari Martin meski memenangi balapan paling banyak.
Namun, Martinator memang lebih konsisten meraih poin dalam sprint meski sama-sama tujuh kali naik podium pertama. Hasil-hasil dalam balapan pendek, yang diterapkan sejak musim 2023 itu, bisa dibilang menjadi penentu juara musim ini.
Oleh karena itu, Pecco menilai perlu ada tambahan bonus berupa poin bagi pembalap yang mampu menyapu bersih dua balapan di akhir pekan atau bagi rider yang mencatatkan lap tercepat. Sebab, sprint benar-benar telah mengubah perolehan poin yang mempengaruhi peta persaingan.
“Sprint banyak mengubah sistem perolehan poin pada balapan akhir pekan. Saya pikir kita harus mempertimbangkan kemungkinan memasukkan bonus bagi mereka yang memenangkan kedua balapan, atau mungkin pada level putaran tercepat,” kata Bagnaia, dikutip dari Motosan, Kamis (5/12/2024).
“Sesuatu untuk memberi penghargaan kepada mereka yang lebih cepat. Itu (MotoGP) selalu menjadi kejuaraan yang menghargai konsistensi, dan sistem penilaian yang diterapkan memungkinkan saya memperjuangkan gelar dengan delapan angka nol, jadi seimbang,” imbuh pria asal Italia itu.
“Namun menurut saya, sprint berpengaruh di beberapa bidang, tidak hanya tontonannya saja, jadi mungkin ada hal lain yang perlu diperhatikan,” tandas dua kali juara dunia MotoGP itu.
Pecco sendiri telah menunjukkan dominasi yang luar biasa di MotoGP dalam empat tahun terakhir. Ia menjadi juara pada musim 2022 dan 2023 serta finis sebagai runner-up pada musim 2021 dan 2024.
Musim depan pria berusia 27 tahun itu akan berbagi garasi dengan Marc Marquez. Alhasil, ia diprediksi bakal bersaing dengan rekan setim barunya itu di MotoGP 2025 karena Martin pindah ke Aprilia Racing.